LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA TN.M
DENGAN MASALAH UTAMA RIWAYAT ANEMIA DALAM KEHAMILAN PADA NY.N DI DUSUN KALISAT, DESA PARIPURNO,
KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG
JAWA TENGAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
AKADEMI KEBIDANAN PRESTASI AGUNG
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
2016
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA TN.M
DENGAN MASALAH UTAMA RIWAYAT ANEMIA DALAM KEHAMILAN PADA NY.N DI DUSUN KALISAT, DESA PARIPURNO,
KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG
JAWA TENGAH
DISUSUN OLEH KELOMPOK : 2
1.
AMELIA (11140030)
2.
DYAH KUSUMA (11140034)
3.
IKA
ARTATINOVA (11140010)
4.
RESTA YULIANA (11140049)
5.
SHNDY WAHYU
KURNIA (11140051)
6.
SITI
RAHMAWATI (11140053)
7.
TUTI
ALAWIYAH (11140051)
PROGRAM DIPLOMA III AKADEMI KEBIDANAN
PRESTASI AGUNG
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktek
kebidanan keluarga pada keluarga Tn.M dengan
masalah utama resiko tinggi pada ibu hamil di Dusun Kalisat Desa Paripurno Kecamatan
Salaman
Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah telah disetujui dan disahkan pada tanggal 22 April.
Salaman, 22 April 2016
Master Of Trainning, Master Of Training
(Suwarlin, SKM,
M.Pd) (Heri Purnawi S.Pd,M.Kes)
Pembimbing
Institusi
(Aan Rosanti S.SiT,M.Kes)
Mengetahui,
Kepala Bapelkes Salaman
(Taupik Hidayat, SKM, M.Kes)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat yang tak terhingga kepada penulis
sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan praktik belajar lapangan (PBL) di Dusun Kalisat, Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu mata kuliah asuhan
kebidanan komunitas di Akademi Kebidanan Prestasi Agung. Tujuan dari PBL untuk menerapkan ilmu –
ilmu yang telah kami terima sehingga dapat membantu masyarakat untuk mengenal
dan mengatasi masalah yang ada terutama masalah kesehatan dan diharapkan masyarakat dapat menyadari
pentingnya kesehatan secara optimal dan mandiri, sesuai dengan sumber daya yang
ada di masyarakat.
Penyusunan laporan ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu berkat
kerjasama yang baik dengan pihak – pihak yang terkait antara Desa Paripurno dan Bapelkes Semarang, staf pengajar
juga segenap mahasisiwi Akademi Kebidanan Prestasi Agung. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Taupik
Hidayat, SKM, M.Kes, Kepala
Bapelkes Semarang di Salaman Magelang
2.
Nur Faizah M.
Kes, Direktur Akademi Kebidanan Prestasi Agung
3.
Heri
Purnawi, S.Pd M.Kes
Master Of Training Widyaiswara Bapelkes Semarang di Salaman Magelang
4.
Suwarlin, SKM, M.Pd, Master Of Training Widyaiswara Bapelkes Semarang di Salaman
Magelang
5.
Tim Widyaiswara Bapelkes Semarang di Salaman
Magelang
6.
Dosen pembimbing Akademi
Kebidanan Prestasi Agung
7.
Bapak Ikhwan, kepala Desa Paripurno, Kecamatan Salaman
8.
Bapak Saibani, kepala Dusun Kalisat, Desa Paripurno, Kecamatan Salaman
9.
Masyarakat Dusun Kalisat, Desa Paripurno, Kecamatan Salaman
10.
Orang tua kami yang telah
memberikan dukungan moral, materi dan doa
11.
Semua teman – teman Akademi
Kebidanan Prestasi Agung dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan
ini masih banyak kekurangan, mengingat penulis masih dalam taraf belajar sehingga masih
terdapat keterbatasan ilmu dan pengalaman. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan asuhan kebidanan komunitas
ini.
Demikian
laporan ini dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan
bagi para pembaca umumnya untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui asuhan kebidanan komunitas
secara komprehensif.
Magelang, April 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Menurut WHO kejadian anemia saat hamil
berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya.
Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi.
(Manuaba.I.B.G)
Menurut sistem kesehatan nasional (SKN )
tahun 2001 angka anemia pada ibu hamil sebesar 40%, kondisi ini mengatakan
bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia bila di perkirakan pada tahun 2003-2010
prevalensi anemia masih tetap di atas 40% maka angka kematian ibu sebanyak
18.000 pertahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Hal ini terlihat
dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Asia Tenggara pada tahun 2005 yaitu
berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup. (anonim, 2010).
Faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian anemia ini adalah kurang gizi, selain itu anemia
pada ibu hamil disebabkan karena kehamilan berkurang dalam waktu singkat,
cadangan zat besi ibu sebenarnya belom pulih, terkuras oleh keperluan janin
yang dikandung berikutnya. Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan
dampak negativ terhadap janin yang dikandung dari ibu dalam kehamilan,
persalinan maupun nifas yang diantaranya akan lahir janin dengan berat badan
lahir rendah (BBLR), Partus premature, abortus, perdarahan postpartum, partus
lama, dan syok. Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak factor antara lain
status gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan (Sarwono prawihardjo, 2005:450).
Anemia yang menimpa ibu hamil memberikan
dampak negatife terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan,
persalinan maupun nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan
lahir rendah (BBLR), partus premature, abortus, pendarahan post partum, partus
lama dan syok. Hal ini tersebut
berkaitan dengan banyak factor antara lain ; status gizi, umur, pendidikan, dan
pekerjaan ( Sarwono Prawirohardjo, 2010).
Angka anemia pada kehamilan di Indonesia
cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada
daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu
akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2007). Karena
masalah anemia pada ibu hamil merupakan masalah penting, maka perlu dilakukannya
suatu pencegahan sederhana seperti mengkonsumsi sayur mayur yang beraneka ragam
terutama sayuran yang mengandung zat besi dan buah buahan yang banyak
mengandung vit c (Anie Kurniawan,dkk, 1998).
hasil survey
mahasiswa Diploma III Kebidanan Prestasi Agung Jakarta tanggal 20 April 2016 di Desa Paripurno dusun kalisat kab.Magelang
terdapat 1 ibu
hamil yang mengalami resiko
tinggi,yaitu Ny. N dari keluarga Tn. M. karena itu kami mengangkat kasus ini
sebagai asuhan kebidanan binaan dengan menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah
varney.
B.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu
memandirikan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dengan pendekatan
manajeman kebidanan (varney).
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa bersama
keluarga mampu :
a.
Melakukan pengkajian pada
keluarga Tn M
b.
Meninterpretasikan data hasil
pengkajian ada keluarga Tn. M
c.
Menentukan diagnosa potensial
pada keluarga Tn. M
d.
Menilai kebutuhan tindakan
segera pada keluarga Tn. M
e.
Menyusun rencana asuhan
kebidanan keluarga pada keluarga Tn. M
f.
Melakukan implementasi pada
keluarga Tn. M
g. Melakukan evaluasi
C. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan
data di dapatkan melalui :
1. Wawancara
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung
kepada keluarga Tn. M dengan menggunakan kuisioner yang telah ada.
2. Observasi Langsung
Metode pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung di lingkungan
sekitar rumah keluarga Tn. M
3. Studi Kepustakaan
Metode pengumpulan data dengan cara mencari sumber dari buku buku yang terkait dengan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A. Kehamilan Resiko Tinggi
1.
Kehamilan
Risiko Tinggi
a.
Pengertian
Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan resiko tinggi adalah
kehamilan yang memiliki resiko meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang
cacat atau terjadi komplikasi kehamilan, yang lebih besar dari resiko kehamilan
normal umumnya.
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu
kehamilan yang resiko lebih besar dari biasanya (baik ibu maupun bayinya)
karena akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah
persalinan.
b. Jenis-jenis kehamilan risiko tinggi
“ Poedji Rochjati ” menetapkan kehamilan
resiko tinggi sebagai
berikut :
1)
Kelompok faktor resiko pertama
a)
Terlalu muda, hamil kurang dari
16 tahun
b)
Terlalu tua, lebih dari 35
tahun
c)
Terlalu lambat hamil pertama,
kawin lebih dari 24 tahun
d)
Terlalu lama hamil lagi (lebih
dari 10 tahun)
e)
Terlalu cepat hamil lagi
(kurang dari 2 tahun)
f)
Terlalu banyak anak lebih dari
4
g)
Terlalu pendek (kurang lebih
145 cm)
h)
Pernah gagal kehamilan
i)
Pernah
operasi sesar
2)
Kehamilan faktor resiko II
a)
Penyakit ibu hamil ; malaria,kurang darah,tbc paru, payah jantung, kencing manis, penyakit menular seksual, bengkak pada muka dan
tungkai dan tekanan darah tinggi
3)
Hamil kembar 2 atau lebih
a)
Hydramnion
b)
Mati dalam kandungan
c)
Kehamilan lebih bulan
d)
Kehamilan letak sungsang
e)
Kehamilan letak lintang
4)
Kehamilan faktor resiko III
a) Perdarahan pada kehamilan ini
b)
Preeklampsi atau kejang-kejang
3.
Anemia dalam
Kehamilan
a. Pengertian Anemia pada ibu hamil
Anemia
adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi
darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai
pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto,2007). Pada ibu hamil anemia juga
disebabkan oleh salah satu keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentrasi hemoglobin menurun sebagai akibatnya ada penurunan transportasi
oksigen dari paru ke jaringan perifer (Waryana,2010). Ibu
hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gr %. Bahaya
anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada keselamatan dirinya saja,
tetapi juga pada janin yang dikandungnya (wibisono, Hermawan,dkk 2009).
b. Tanda Gejala Anemia
Tanda gejala pada ibu hamil yang mengalami
anemia antara lain : ibu mengeluh lemah, sering pusing, pucat, mudah pingsan
sementara tensi masih dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi
(sarwono,2009).
c. Diagnosis anemia pada kehamilan
Untuk menegakan
diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan
didapatkan keluhan sehingga Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan Hb Sahli. Hasil
pemeriksaan Hb digolongkan sebagai berikut:
Hb
11 gr % tidak
anemia
9-10
gr% anemia ringan
7-8
gr% anemia
sedang
< 7
gr% anemia
berat
Pemeriksaan
darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan
trimester III.
d. Etiologi menurut
H.L Blum
1) Lingkungan
Masalah
kesehatan keluarga tergantung pada lingkungan hidup, baik secara fisik,
biologi, dan sosial budaya. Tingkat pendidikan ibu rendah, tingkat sosial
ekonomi rendah, dan keadaan memprihatinkan dilingkungan keluarga merupakan
gangguan untu mencapai status keluarga sehat secara optimal. Keadaan lainnya
adalah hubungan orang tua meraka yang
tidak harmonis, ibu tidak peduli dengan kebutuhan anak mereka dan sulit untuk
menerima pendidikan kesehatan. Peralihan ekonomi dan sosial budaya dari satu
keluarga merubah pola hidup keluarga dan lingkungannya. Tingginya polusi
terhadap lingkungan hidup serta meningatkan resiko gangguan mental, stress,
kecelakaan, penyakit keturunan, dan penyakit menurunnya.
2) Perilaku
Kerluarga
tidak memmpunyai perilaku yang benar untuk mendukung pola perilaku hidup sehat.
Hal ini tampak pada pola makan keluarga yang tidak benar dan mengakibatkan
kegemukan dan lingkungan rumah yang tidak sehat pula merupaan perilaku tidak
sehat dari masyarakat.
3) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan bagi keluarga tidak dalam bentuk paket untuk tiap
keluarga, tetapiu dalam pelayanan individu dalam setiap keluarga. Fasilitas
penyuluhan di pusat kesehatan dan rumah sakit kota masih kurang kompeten dalam
menjalankan perannya untuk mendukung system penyuluhan kesehatan. Terkadang
rumah sakit penuh dan terkadang hanya memiliki satu dokter saja di rumah sakit.
Hal ini menyebabkan kualitas dan kegunaan pelayanan kesehatan yang sangat kurang.
Masih banyak tempat yang perlu diperkuat pelayanannya dengan harapan dapat
meningkatkan kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak.
4) Kependudukan atau Keturunan
Setiap manusia memiliki gen dan sifat yang berbeda-beda yang
mempengaruhi anak-anak mereka. Pelayanan keturunan dalam kontek pelayanan
kesehatan keluarga dianggap sulit dan mahal untuk dilaksanakan dan membutuhan
metode teknologi yang tinggi dengan ahli khusus. (Kumpulan materi pelatihan
kebidanan komunitas, Tim widyaiswara, 20015)
e. Penatalaksanaan Anemia dalam Kehamilan (Promotif
dan Preventif)
Pelayanan kesehatan promotif suatu kegiatan
atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan
yang bersiifat promosi kesehatan. Contohnya adalah penyuluhan gizi seimbang.
Pelayanan kesehatan prefentif adalah suatu
kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan / penyakit contohnya
membersihkan mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan.
B.
Teori Manajemen Kebidanan
1. Metode 7 Langkah Varney
Manajemen kebidanan
adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan
keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada klien. Standar 7 Langkah Varney, yaitu:
a. Langkah I
pengkajian
Pada langkah ini bidan
mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan
cara :
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda tanda vital.
3) Pemeriksaan khusus
4) Pemeriksaan penunjang jika klien mengalami
komplikasi yang perlu di tangani oleh dokter dalam penatalaksanaan maka bidan
perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Tahap
ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga
kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan menentukan proses
interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan
ini harus yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil
pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi / masukan klien yang
sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah
tepat, lengkap dan akurat.
b. Langkah II Merumuskan diagnosa / masalah
Pada
langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan
masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena
masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasioleh bidan sesuaidengan hasil pengkajian. Masalah juga
sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan
bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.
c. Langkah III mengantisiasi Diagnosa / masalah
Pada
langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial
berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini
bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya
merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi
d. Langkah IV menetapkan kebutuhan tindakan segera
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan.
Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.
Pada penjelasan
diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan
prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial
pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera
untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk
tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang
bersifat rujukan.
e. Langkah V merencanakan asuhan secara menyeluruh
langkah ini
direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah
atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau
dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi
terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya,
apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah
psikologi.
Setiap rencana
asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien
agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan
rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up
to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
f. Langkah VI implementasi
Pada langkah ke
enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke
lima dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan
dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap
bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi,
maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap
bertanggung jawab terhadap terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Pelaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dan asuhan klien.
g. Langkah VII evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi
dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian
yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi
pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam
situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi
klinik.( Senin,
28 Mei 2012 oleh Viona Yulianti, diambil
pada tanggal 25 april 2016). http://viona-bidangaul.blogspot.com.
2. Dokumentasi Metode Soap
Sistem
pendokumentasian pada asuhan ini adalah menggunakan pendokumentasian secara
SOAP, yaitu:
S : Data subyektif, yaitu data yang didapat
dari keterangan yang disampaikan
O : Data obyektif, yaitu data yang didapat dari
hasil pemeriksaan dan observasi petugas
kesehatan
A : Assesment, yaitu diagnosa yang ditentukan
berdasarkan data subyektif dan data obyektif
yang di dapa
P : Perencanaan dan pelaksanaan yang akan
dilakukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.
Pengumpulan Data
Tanggal :
23 April 2016
Waktu :
10.00 WIB
1. Data Umum
a.
Biodata Keluarga Tn.M
No
|
Nama
|
Jk
|
Umur
|
Islam
|
pendidikan
|
pekerjaan
|
Ket
|
1
|
tn. M
|
L
|
75
|
Islam
|
Sd
|
Tani
|
suami
|
2
|
Ny. I
|
P
|
50
|
islam
|
Sd
|
Irt
|
istri
|
3
|
Ny. N
|
P
|
30
|
Islam
|
S1
|
Guru sd
|
anak
|
4
|
tn. A
|
L
|
29
|
Islam
|
Smk
|
Karyawan
|
menantu
|
5
|
Nn. M
|
P
|
25
|
Islam
|
Smk
|
Guru tk
|
anak
|
6
|
Nn. S
|
p
|
20
|
Islam
|
Smk
|
Karyawan
|
anak
|
7
|
An. I
|
l
|
12
|
Islam
|
sd
|
Pelajar
|
anak
|
b.
Genogram
Keluarga Tn.M
Keterangan :
Ayah
Ibu
Anak perempuan
Ibu hamil
Garis Perkawinan
Garis Keturunan
|
2. Data Lingkungan
a. Perumahan (lingkungan fisik)
1) Pembuangan sampah yang ada namun tidak
memenuhi syarat(kurang bersih)
2) Di dalam rumah keluarga Tn.
M memiliki tempat pembuangan tinja/WC dan kamar mandi, anggota keluarga mandi
dan BAB di WC sendiri.
3) Penyediaan air bersih
memenuhi syarat kesehatan
4) Terdapat pembuangan air
limbah yang tidak memenuhi syarat.
5) Terdapat jendela yang selalu dibuka.
6) Terdapat cerobong asap yang
memenuhi syarat.
7) Terdapat ruang tidur yang
memenuhi syarat,terang pada siang hari dan tidak lembab baik lantai maupun
dindingnya.
b. Kualitas lingkungan
1) Tidak bebas dari tikus
2) Tidak ada jentik
c. Rumah layak sehat
3. Data Perilaku
a. Tn. M
1) Data subjektif
Bapak mengatakan tidak ada keluhan dalam satu bulan terakhir
2)
Data Objektif
-
Keadaan Umum : baik,
- Kesadaran
: composmentis
- Tanda-tanda Vital
TD :120 / 80 mmHg Nadi : 78 x/menit
Suhu : 37 °C Pernafasan : 21 x/menit
b. Ny. I
1)
Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dalam satu
bulan terakhir.
2) Data Objektif
- Keadaan Umum : baik,
-
Kesadaran :
composmentis
- Tanda-tanda
Vital
TD :110 / 80 mmHg Nadi :76 x/menit
Suhu : 36,7 °C Pernapasan:
19 x/menit
c. Ny. N
1)
Data subjektif
Ibu mengatakan bahwa ibu merasa cepat lelah
2) Data Objektif
-
Keadaan Umum : Baik
-
Kesadaran : Compos
mentis
-
Tanda Tanda
Vital
Nadi :
78 x/menit RR : 19 x/menit
TD :
110/90 mmHg Suhu : 36,6°C
-
Antropometri
BB sebelum hamil : 45 kg
BB sekarang : 51 kg
-
Pemeriksaan fisik
Mata
: Konjungtiva pucat,sclera tidak
ikterik
Muka
: Tidak ada oedem
Dada : simetris,areola hiperpigmentasi, puting
menonjol,
tidak ada benjolan
-
Abdomen
Palpasi : Leopold I
; teraba bulat melenting yaitu kepala janin TFU : 2 jari di atas pusat
Leopold II ; ( kiri) teraba panjang keras seperti papan (kanan) teraba kecil yaitu ekstremitas janin
Leoold
III ; teraba bulat tidak melenting yaitu bokong janin
Leopold VI ; tidak dilakukan
-
Ekstremitas :
Tidak ada 0edem
-
Djj : terdengar teratur
d. Tn.A
1)
Data Subjektif
Tn. A mengatakan tidak ada keluhan dalam satu bulan terakhir.
2) Data Objektif
- Keadaan Umum :
Baik
-
Kesadaran : Composmentis
- TTV
Nadi :
82x/menit RR : 21 x/menit
TD :
120/90 mmHg Suhu : 36,5°C
e. Nn.M
1) Data Subjektif
Nn. M mengatakan tidak ada keluhan dalam satu bulan terakhir.
2) Data Objektif
- K.U : Baik
- Kesadaran
: Composmentis
- TTV
Nadi :
75 x/menit RR :
20 x/menit
TD : 110/90 mmHg Suhu :
36,5°C
f.
Nn.S
1)
Data Subjektif
Nn. S mengatakan tidak ada keluhan dalam satu bulan
terakhir.
2)
Data Objektif
- Keadaan Umum :
Baik
- Kesadaran :
Composmentis
- TTV
Nadi : 80 x/menit RR : 21 x/menit
TD : 110/80 mmHg Suhu : 36,5°C
g.
An.I
1) Data Subjektif
An. I mengatakan tidak ada keluhan
dalam satu
bulan terakhir.
2)
Data Objektif
- Keadaan Umum :
Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV
Nadi :
80 x/menit RR :
19 x/menit
Suhu :
36,5°C
B. Pendokumentasian SOAP Hari Pertama
Tanggal kunjungan : 24 April 2016
S : ibu mengatakan bahwa ibu merasa cepat
lelah
O : K.U : Baik
Kesadaran :
Composmentis
TTV
Nadi :
76 x/menit RR :
21 x/menit
TD :
100/90 mmHg Suhu : 36,5°C
Mata :
Konjungtiva pucat,sclera
tidak ikterik
Dada : areola hiperpigmentasi, puting menonjol, tidak
ada benjolan
Ekstremitas :
Tidak ada oedem
Lingkungan : Ruang tamu sudah memenuhi
syarat, lubang asap dapur sudah memenuhi syarat, ruang
tidur sudah memenuhi syarat, jendela sudah
memenuhi syarat, semua ruangan tidak berlantai
kedap air belum memenuhi
syarat.
Perilaku : Kakek merokok di dalam rumah, jendela
sering
dibuka, keluarga
makan beraneka ragam makanan, keluarga mencuci tangan
sebelum makan tetapi belum
menggunakan sabun, keluarga menggosok gigi
2 kali sehari, anggota keluarga tidak mengkonsumsi
miras, dan keluarga memanfaatkan air bersih untuk masak, mandi, cuci.
A :
G1P0A0 hamil 21 minggu dengan resiko tinggi
Diagnosa
potensial : ibu hamil dengan ispa dan diare
Tindakan
segera : menganjurkan kakek untuk
merokok diluar rumah dan
menganjurkan keluarga untuk membuka jendela di
pagi hari.
P :
1.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami anemia dan janin dalam keadaan baik. Ibu mengerti
yang disampaikan dan ibu merasa sedih.
2.
Memberikan support mental agar ibu tidak khawatir.ibu terlihat sedikit
tenang.
3.
memberitahu ibu bahwa cepat lelah yang ibu rasakan merupakan gejala dari anemia, dan menganjurkan ibu
untuk beraktivitas semampunya,yakni menganjurkan ibu untuk beristirahat saat
ibu merasa lelah. Ibu mengerti dan ibu akan beristirahat apabila ibu merasa
lelah.
4.
Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi beragam jenis sayuran, seperti sayuran hijau yang mengandung zat besi contohnya
bayam,kangkung,dan mengkonsumsi buah buahan yang mengandung vit c,seperti
jeruk. Ibu sudah mengkonsumsi sayuran hijau dan lauk pauk, serta mengkonsumsi
buah buahan sekurang kurangnya 2 hari sekali.
5.
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi Fe yang telah diberikan Bidan sesuai
anjuran dengan meminumnya dengan air putih atau air jeruk.
6.
Menganjurkan kakek untuk merokok diluar rumah. Kakek bersedia merokok
diluar rumah.
7.
Menganjurkan keluarga untuk membuka jendela di pagi hari. Keluarga
membuka jendela.
C. Perkembangan SOAP hari Kedua
Tanggal
kunjungan 23 April 2016
S :
ibu mengatakan tidak ada keluhan.
O :
K.U : Baik
Kesadaran :
Composmentis
TTV
Nadi :
85 x/menit RR :
20 x/menit
TD :
110/80 mmHg Suhu : 36,5°C
Mata :
Konjungtiva pucat,sclera
tidak ikterik
Dada : areola hiperpigmentasi,
puting menonjol, tidak ada benjolan
Ekstremitas :
Tidak ada kelainan
Lingkungan
: lubang asap dapur sudah memenuhi syarat, ruang tidur sudah memenuhi
syarat, jendela sudah memenuhi syarat, semua
ruangan tidak berlantai kedap air belum memenuhi
syarat.
Perilaku : Bapak
merokok di luar rumah, jendela sering
dibuka,
keluarga makan beraneka ragam makanan, keluarga
mencuci tangan sebelum makan tetapi masih belum menggunakan sabun, keluarga menggosok
gigi 2 kali sehari saat mandi , anggota keluarga tidak mengkonsumsi miras, dan
keluarga memanfaatkan air bersih
untuk masak, mandi, dan cuci.
A : G1P0A0 hamil 21 minggu dengan resiko tinggi
Diagnosa
potensial : ibu hamil dengan ispa, dan diare
Tindakan
segera : menganjurkan kakek untuk
mengurangi jumlah rokok yang di
konsumsi, menganjurkan
keluarga untuk
mencuci tangan menggunakan sabun sebelum
makan dan setelah BAB dan BAK,
P :
1.
Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan buah buahan. Ibu
sudah mengkonsumsi sayur bayam dan buah jeruk di siang hari.
2.
Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi obat penambah darah dimalam hari 1 x
1 diminum dengan tidak menggunakan teh,kopi dan susu. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
3.
Mengingatkan ibu kembali untuk beraktivitas semampunya, yaitu
beristirahat saat ibu merasa lelah. Ibu beristirahat saat ibu merasa lelah.
4.
Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mencuci tangan menggunakan sabun
sebelum makan,sesudah BAB dan BAK. Ibu dan keluarga telah mencuci tangan menggunakan sabun.
5.
Menganjurkan kakek untuk mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi. Kakek
akan mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsinya.
D.
Perkembangan SOAP hari Ketiga
Tanggal kunjungan 24 April 2016
S :
ibu mengatakan bahwa ibu merasa sehat.
O : K.U :
Baik
Kesadaran :
Composmentis
TTV
Nadi :
83 x/menit RR : 20 x/menit
TD :
110/80 mmHg Suhu : 36,5°C
Mata :
Konjungtiva pucat,sclera tidak ikterik
Dada :
areola hiperpigmentasi, puting menonjol, tidak ada benjolan
Ekstremitas : Tidak
ada kelainan
Lingkungan : lubang asap dapur sudah memenuhi
syarat, ruang tidur sudah memenuhi syarat, jendela
sudah memenuhi syarat, semua ruangan tidak
berlantai kedap air belum memenuhi syarat.
Perilaku : Bapak
merokok diluar dan bapak telah mengurangi rokok 1 batang pada malam hari,
jendela sering dibuka, keluarga makan beraneka ragam makanan, keluarga mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun, keluarga menggosok gigi 2 kali sehari saat mandi, anggota keluarga tidak mengkonsumsi
miras, dan keluarga memanfaatkan air bersih untuk masak, mandi, dan cuci.
A :
G1P0A0 hamil 21 minggu dengan resiko tinggi
Diagnosa
potensial : ibu hamil dengan ispa, dan diare.
Tindakan
segera : menganjurkan kakek untuk
mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi, mengingatkan
keluarga untuk
mencuci tangan sebelum makan,sesudah BAB dan
BAK.
P :
1.
Mengingatkan ibu kembali untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan buah
buahan. Ibu telah mengkonsumsi sayuran hijau yang mengandung zat besi (bayam)
sebanyak satu mangkuk
2.
Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi obat penambah darah dimalam hari 1 x
1 diminum dengan tidak menggunakan teh,kopi dan susu. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
3.
Mengingatkan ibu kembali untuk beraktivitas semampunya, yaitu
beristirahat saat ibu merasa lelah. Ibu beristirahat saat ibu merasa lelah.
4.
Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mencuci tangan menggunakan sabun
sebelum makan,sesudah BAB dan BAK. Ibu dan keluarga telah mencuci tangan menggunakan sabun.
5.
Menganjurkan kakek untuk mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi. Kakek
akan mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsinya.
6. Mengingatkan ibu untuk kontrol ulang kehamilannya
kerumah sakit dengan konsultasi langsung ke dokter
spesialis kandungan. ibu didampingi ibu kandungnya untuk kontrol
kerumah sakit .
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas hasil survey data di Dusun Kalisat Desa Paripurno Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
yang diambil pada tanggal 22 April
2016, didalam
survey ditemukan 1 prioritas masalah yaitu Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi. Adapun asuhan kebidanan komunitas yang digunakan yaitu dengan
pendekatan H.L.Blum yang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, dan keturunan yang mempengaruhi derajat kesehatan, asuhan
dilaksanakan menggunakan menajemen kebidanan 7 langkah varney serta dengan
pendokumentasian SOAP.
Dalam pembahasan, penulis membandingkan
antara teori dengan kenyataan yang di temukan dimasyarakat yaitu melalui :
A. Pengkajian
Pengkajian data
dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik pada
keluarga Tn. M. Dari data pengkajian yang penulis lakukan pada keluarga tersebut Ny. N memiliki masalah utama yaitu
kehamilan dengan resiko tinggi. Hal ini disimpulkan berdasarkan hasil pemeriksaan HB terakhir 10,6 gr %.
Adapun lingkungan yang dapat memperparah keadaan ibu adalah:
1. Pengetahuan keluarga tentang gizi yang baik
2.
Kurangnya
pengetahuan keluarga terhadap kesehatan lingkungan
Dan perilaku yang dapat memperburuk keadaan ibu diantaranya:
1. Pola aktivitas ibu yang terlalu berlebihan.
B. Interpretasi Data Dasar
Menurut H.L.Blum
analisa penyebab masalah dapat dilihat dari factor lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, dan keturunan. Dari hasil pengkajian ini penulis menganalisa bahwa
dalam keluarga Tn. M terdapat masalah utama
yaitu kehamilan beresiko tinggi pada Ny. N.
C. Masalah Potensial
Bila tidak segera
ditangani anemia dapat menyababkan komplikasi kehamilan seperti anemia berat,dan kebiasaan merokok di dalam rumah dapat
menyebabkan ISPA pada ibu hamil.
D.Tindakan Segera
Sebagai
Fasilitator, penulis memberikan motivasi, dukungan, informasi serta menganjurkan kepada
keluarga Tn.M untuk menjaga kesehatan
lingkungan diantaranya tidak merokok didam rumah, serta menganjurkan
ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur mayur yang beraneka ragam, mengkonsumsi Fe
dan memeriksakan kandungannya secara rutin.
E. Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang penulis lakukan untuk
memecahkan masalah yaitu dengan melakukan pendekatan yang lebih menekankan pada
promotif dan preventif dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan yang
bertujuan untuk membantu meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam merubah
prilaku hidup sehat masyarakat terutama keluarga Tn. M.
Secara garis besar
pelaksanaan intervensi yang kami lakukan adalah:
1. Memberikan informasi dan motifasi pada keluarga tentang kehamilan
beresiko tinggi terutama anemia pada
kehamilan, yang termasuk didalamnya kebutuhan
penanganannya.
2. Memotivasi keluarga untuk
berprilaku hidup sehat dan lingkungan yang sehat agar tidak terjadi komplikasi
yang lebih lanjut pada Ny. N.
3. Membrikan konseling
tentang menu seimbang
4. Mengingatkan keluarga untuk rutin memeriksakan kehamilan di
pelayanan kesehatan.
5. Memberikan konseling
tentang bahaya kehamilan
6. Memberikan konseling dan
demonstrasi tentang PHBS
7. Memberikan konseling
tentang rumah sehat.
F. Pelaksanaan Tindakan
Keseluruhan perencanan asuhan yang
kami buat sudah di berikan kepada Tn.M. Penyampaian materi tentang resiko
tinggi dan anemia pada kehamilan, ISPA, PHBS, dan gizi seimbang menggunakan
poster, demonstrasi dan keonseling terkemuka sehingga keluarga Tn. M dapat
mengerti isi penyuluhan yang di berikan.
G. Evaluasi
Evaluasi yang didapat dengan mengajukan pertanyaan lisan
adalah:
1. Keluarga telah mengetahui dan mampu menjawab tentang semua
pertanyaan yang diajukan.
2. Keluarga mau melaksanakan kegiatan tentang PHBS dilingkungan
rumahnya
3. Keluarga sudah mengerti dan mau mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang
4. Mual dan pusing yang ibu
rasakan sudah mulai berkurang.
5. Keluarga berjanji akan rutin memeriksakan kehamilannya di tenaga
kesehatan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah diberikan asuhan
selama beberapa hari, mahasiswa mampu melakuan asuhan
kebidanan mulai dari:
1. Mampu melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada
Tn.M berupa data keluarga, faktor social, ekonomi, dan budaya serta faktor
lingkungan
2. Hasil rumusan masalah yang kami dapatkan berupa
kehamilan beresiko tinggi
3. Masalah potensial yang kami prediksikan adalah
kehamilan dengan anemia ringan dan ISPA .
4. Tindakan
segera yang kami lakukan pada keluarga
Tn.M adalah penyuluhan tentang anemia pada kehamilan, memberitahukan kepada ibu
untuk memeriksakan kembali kehamilannya ke rumah sakit karena keadaan ibu
termasuk dalam kehamilan resiko tinggi.
5. Perencanaan tindakan dalam menghadapi masalah
kesehatan keluarga Tn.M adalah dengan melakukan penyuluhan, konseling, dan
demonstrasi tentang anemia pada kehamilan, PHBS, ISPA.
6. Dari rencana tindakan kami melakukan kegiatan
penyuluhan dan demonstrasi.
7. Dari evaluasi yang telah kami dapatkan keluarga Tn.M
sudah memahami dan mau melaksanakan informasi yang telah disampaikan seperti:
a.
Mau melaksanakan PHBS dirumah
b.
Mau mengkonsumsi makanan
bergizi dan seimbang
c.
Mau memeriksakan kehamilannya
secara rutin.
8. Dari metode 7 langkah Varney yang telah dilakukan,
yang cukup sulit adalah pelaksanaan.
B.
SARAN
1. Keluarga
Sebaiknya keluarga melakukan tindak lanjut
sesuai informasi yang telah
disampaikan.
2. Bidan Desa
Bidan sudah memberikan pelayanan yang
optimal, diharapkan
pelayanan ini
bisa berkelanjutan.
3.Warga dusun
Diharapkan warga dusun lebih memperhatikan masalah kesehatan yang
terdapat pada keluarganya dan warga
sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar