Selasa, 31 Mei 2016

laporan asuhan kebidanan dengan anemia dalam kehamilan



LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA TN.M
DENGAN  MASALAH UTAMA RIWAYAT ANEMIA DALAM KEHAMILAN PADA NY.N DI DUSUN KALISAT, DESA PARIPURNO,
KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN  MAGELANG
JAWA TENGAH





DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
AKADEMI KEBIDANAN PRESTASI AGUNG





KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
2016





LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA TN.M
DENGAN  MASALAH UTAMA RIWAYAT ANEMIA DALAM KEHAMILAN PADA NY.N DI DUSUN KALISAT, DESA PARIPURNO,
KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN  MAGELANG
JAWA TENGAH




DISUSUN OLEH KELOMPOK : 2

1.      AMELIA                                           (11140030)
2.      DYAH  KUSUMA                            (11140034)
3.      IKA  ARTATINOVA                      (11140010)
4.      RESTA YULIANA                          (11140049)
5.      SHNDY WAHYU  KURNIA          (11140051)
6.      SITI  RAHMAWATI                       (11140053)
7.      TUTI  ALAWIYAH                         (11140051)



PROGRAM DIPLOMA III AKADEMI KEBIDANAN
PRESTASI AGUNG JAKARTA
2016



LEMBAR PENGESAHAN



Laporan praktek kebidanan keluarga pada keluarga Tn.M dengan masalah utama resiko tinggi pada ibu hamil di Dusun Kalisat Desa Paripurno Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah telah disetujui dan disahkan pada tanggal 22 April.


                                                                                         Salaman, 22 April 2016

         Master Of Trainning,                                               Master Of Training



           (Suwarlin, SKM, M.Pd)                                           (Heri Purnawi S.Pd,M.Kes)

            Pembimbing Institusi



       (Aan Rosanti S.SiT,M.Kes)

                                                                                    Mengetahui,
                                                                        Kepala Bapelkes Salaman



                                                                        (Taupik Hidayat, SKM, M.Kes)




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik belajar lapangan (PBL) di Dusun Kalisat, Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu mata kuliah asuhan kebidanan komunitas di Akademi Kebidanan Prestasi Agung. Tujuan dari PBL untuk menerapkan ilmu – ilmu yang telah kami terima sehingga dapat membantu masyarakat untuk mengenal dan mengatasi masalah yang ada terutama masalah kesehatan  dan diharapkan masyarakat dapat menyadari pentingnya kesehatan secara optimal dan mandiri, sesuai dengan sumber daya yang ada di masyarakat.
Penyusunan laporan ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu berkat kerjasama yang baik dengan pihak – pihak yang terkait antara Desa Paripurno dan Bapelkes Semarang, staf pengajar juga segenap mahasisiwi Akademi Kebidanan Prestasi Agung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Taupik Hidayat, SKM, M.Kes,  Kepala Bapelkes  Semarang di Salaman Magelang
2.      Nur Faizah M. Kes, Direktur Akademi Kebidanan Prestasi Agung
3.      Heri Purnawi, S.Pd M.Kes Master Of Training Widyaiswara Bapelkes Semarang di Salaman Magelang
4.      Suwarlin, SKM, M.Pd, Master Of Training Widyaiswara Bapelkes Semarang di Salaman Magelang
5.      Tim Widyaiswara Bapelkes Semarang di Salaman Magelang
6.      Dosen pembimbing Akademi Kebidanan Prestasi Agung
7.      Bapak Ikhwan, kepala Desa Paripurno, Kecamatan Salaman
8.      Bapak Saibani, kepala Dusun Kalisat, Desa Paripurno, Kecamatan Salaman
9.      Masyarakat Dusun Kalisat, Desa Paripurno, Kecamatan Salaman
10.  Orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral, materi dan doa
11.  Semua teman – teman Akademi Kebidanan Prestasi Agung dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, mengingat penulis masih dalam taraf belajar sehingga masih terdapat keterbatasan ilmu dan pengalaman. Oleh sebab itu penulis  mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan asuhan kebidanan komunitas ini.
Demikian laporan ini dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan bagi para pembaca umumnya untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui asuhan kebidanan komunitas secara komprehensif.





                                                                   Magelang,  April 2016


                                                                             Penulis

































BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
         Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. (Manuaba.I.B.G)
          Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia pada ibu hamil sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia bila di perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di atas 40% maka angka kematian ibu sebanyak 18.000 pertahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Asia Tenggara pada tahun 2005 yaitu berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup. (anonim, 2010).
Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia ini adalah kurang gizi, selain itu anemia pada ibu hamil disebabkan karena kehamilan berkurang dalam waktu singkat, cadangan zat besi ibu sebenarnya belom pulih, terkuras oleh keperluan janin yang dikandung berikutnya. Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negativ terhadap janin yang dikandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang diantaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), Partus premature, abortus, perdarahan postpartum, partus lama, dan syok. Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak factor antara lain status gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan (Sarwono prawihardjo, 2005:450).
        Anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negatife terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus premature, abortus, pendarahan post partum, partus lama dan syok.  Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak factor antara lain ; status gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan ( Sarwono Prawirohardjo, 2010).

       Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2007). Karena masalah anemia pada ibu hamil merupakan masalah penting, maka perlu dilakukannya suatu pencegahan sederhana seperti mengkonsumsi sayur mayur yang beraneka ragam terutama sayuran yang mengandung zat besi dan buah buahan yang banyak mengandung vit c (Anie Kurniawan,dkk, 1998).
hasil survey mahasiswa Diploma III Kebidanan Prestasi Agung Jakarta tanggal 20 April 2016 di Desa Paripurno dusun kalisat kab.Magelang terdapat 1 ibu hamil yang mengalami resiko tinggi,yaitu Ny. N dari keluarga Tn. M. karena itu kami mengangkat kasus ini sebagai asuhan kebidanan binaan dengan menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah varney.

B.     TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu memandirikan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dengan pendekatan manajeman kebidanan (varney).
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa bersama keluarga mampu :
a.      Melakukan pengkajian pada keluarga Tn M
b.     Meninterpretasikan data hasil pengkajian ada keluarga Tn. M
c.      Menentukan diagnosa potensial pada keluarga Tn. M
d.     Menilai kebutuhan tindakan segera pada keluarga Tn. M
e.      Menyusun rencana asuhan kebidanan keluarga pada keluarga Tn. M
f.      Melakukan implementasi pada keluarga Tn. M
g.     Melakukan evaluasi








C.     METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data di dapatkan melalui :
1.      Wawancara
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung kepada keluarga Tn. M dengan menggunakan kuisioner yang telah ada.
2.      Observasi Langsung
Metode pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. M
3.       Studi Kepustakaan
Metode pengumpulan data dengan cara mencari sumber  dari buku buku yang terkait dengan kebidanan.























BAB II
TINJAUAN TEORI


A.    Kehamilan Resiko Tinggi
1.      Kehamilan Risiko Tinggi
a.    Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi komplikasi kehamilan, yang lebih besar dari resiko kehamilan normal umumnya.
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang resiko lebih besar dari biasanya (baik ibu maupun bayinya) karena akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan.

b.      Jenis-jenis kehamilan risiko tinggi 
 “ Poedji Rochjati ” menetapkan kehamilan resiko     tinggi sebagai berikut :
1)        Kelompok faktor resiko pertama
a)   Terlalu muda, hamil kurang dari 16 tahun
b)   Terlalu tua, lebih dari 35 tahun
c)   Terlalu lambat hamil pertama, kawin lebih dari 24 tahun
d)  Terlalu lama hamil lagi (lebih dari 10 tahun)
e)   Terlalu cepat hamil lagi (kurang dari 2 tahun)
f)    Terlalu banyak anak lebih dari 4
g)   Terlalu pendek (kurang lebih 145 cm)
h)   Pernah gagal kehamilan
i)     Pernah operasi sesar



2)      Kehamilan faktor resiko II
a)   Penyakit ibu hamil ; malaria,kurang darah,tbc paru, payah jantung, kencing manis, penyakit menular seksual, bengkak pada muka dan tungkai dan tekanan darah tinggi

3)        Hamil kembar 2 atau lebih
a)   Hydramnion
b)   Mati dalam kandungan
c)   Kehamilan lebih bulan
d)  Kehamilan letak sungsang
e)   Kehamilan letak lintang

4)         Kehamilan faktor resiko III
a)   Perdarahan pada kehamilan ini
b)   Preeklampsi atau kejang-kejang

3.      Anemia dalam Kehamilan
a.       Pengertian Anemia pada ibu hamil
            Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto,2007). Pada ibu hamil anemia juga disebabkan oleh salah satu keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun sebagai akibatnya ada penurunan transportasi oksigen dari paru ke jaringan perifer (Waryana,2010). Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gr %. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada keselamatan dirinya saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (wibisono, Hermawan,dkk 2009).


b.      Tanda Gejala Anemia
     Tanda gejala pada ibu hamil yang mengalami anemia antara lain : ibu mengeluh lemah, sering pusing, pucat, mudah pingsan sementara tensi masih dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi (sarwono,2009).

c.       Diagnosis anemia pada kehamilan
     Untuk menegakan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan sehingga Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan Hb Sahli. Hasil pemeriksaan Hb digolongkan sebagai berikut:

Hb 11 gr %                                               tidak anemia
9-10 gr%                                                  anemia ringan
7-8 gr%                                                    anemia sedang
< 7 gr%                                                    anemia berat
     Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III.

d.      Etiologi menurut  H.L Blum
1)    Lingkungan
  Masalah kesehatan keluarga tergantung pada lingkungan hidup, baik secara fisik, biologi, dan sosial budaya. Tingkat pendidikan ibu rendah, tingkat sosial ekonomi rendah, dan keadaan memprihatinkan dilingkungan keluarga merupakan gangguan untu mencapai status keluarga sehat secara optimal. Keadaan lainnya adalah hubungan orang tua  meraka yang tidak harmonis, ibu tidak peduli dengan kebutuhan anak mereka dan sulit untuk menerima pendidikan kesehatan. Peralihan ekonomi dan sosial budaya dari satu keluarga merubah pola hidup keluarga dan lingkungannya. Tingginya polusi terhadap lingkungan hidup serta meningatkan resiko gangguan mental, stress, kecelakaan, penyakit keturunan, dan penyakit menurunnya.
2)    Perilaku
    Kerluarga tidak memmpunyai perilaku yang benar untuk mendukung pola perilaku hidup sehat. Hal ini tampak pada pola makan keluarga yang tidak benar dan mengakibatkan kegemukan dan lingkungan rumah yang tidak sehat pula merupaan perilaku tidak sehat dari masyarakat.
3)  Pelayanan kesehatan
                 Pelayanan kesehatan bagi keluarga tidak dalam bentuk paket untuk tiap keluarga, tetapiu dalam pelayanan individu dalam setiap keluarga. Fasilitas penyuluhan di pusat kesehatan dan rumah sakit kota masih kurang kompeten dalam menjalankan perannya untuk mendukung system penyuluhan kesehatan. Terkadang rumah sakit penuh dan terkadang hanya memiliki satu dokter saja di rumah sakit. Hal ini menyebabkan kualitas dan kegunaan pelayanan kesehatan yang sangat kurang. Masih banyak tempat yang perlu diperkuat pelayanannya dengan harapan dapat meningkatkan kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak.
4)       Kependudukan atau Keturunan
                 Setiap manusia memiliki gen dan sifat yang berbeda-beda yang mempengaruhi anak-anak mereka. Pelayanan keturunan dalam kontek pelayanan kesehatan keluarga dianggap sulit dan mahal untuk dilaksanakan dan membutuhan metode teknologi yang tinggi dengan ahli khusus. (Kumpulan materi pelatihan kebidanan komunitas, Tim widyaiswara, 20015)

e.       Penatalaksanaan Anemia dalam Kehamilan (Promotif dan Preventif)
                 Pelayanan kesehatan promotif suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersiifat promosi kesehatan. Contohnya adalah penyuluhan gizi seimbang.
           Pelayanan kesehatan prefentif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan / penyakit contohnya membersihkan mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan.
                         
    B.     Teori Manajemen Kebidanan
1.    Metode 7 Langkah Varney
                        Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Standar 7 Langkah Varney, yaitu:
a.       Langkah I  pengkajian
                        Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
1)      Anamnesa
2)      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda tanda vital.
3)      Pemeriksaan khusus
4)      Pemeriksaan penunjang jika klien mengalami komplikasi yang perlu di tangani oleh dokter dalam penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

                        Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi / masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.

b.      Langkah II Merumuskan diagnosa / masalah
                        Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasioleh bidan sesuaidengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.

c.       Langkah III mengantisiasi Diagnosa / masalah
                        Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi

d.      Langkah IV menetapkan kebutuhan tindakan segera
          Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.

          Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.

e.       Langkah V merencanakan asuhan secara menyeluruh
          langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi.

          Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.

f.       Langkah VI implementasi
        Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.

g.      Langkah VII evaluasi
                   Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.

        Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.( Senin, 28 Mei 2012 oleh Viona Yulianti, diambil pada tanggal 25 april 2016). http://viona-bidangaul.blogspot.com.

2.      Dokumentasi Metode Soap
  Sistem pendokumentasian pada asuhan ini adalah menggunakan pendokumentasian secara SOAP, yaitu:
S   : Data subyektif, yaitu data yang didapat dari keterangan yang   disampaikan
O  : Data obyektif, yaitu data yang didapat dari hasil pemeriksaan dan  observasi petugas kesehatan
A  : Assesment, yaitu diagnosa yang ditentukan berdasarkan data subyektif dan data obyektif  yang di dapa
P   : Perencanaan dan pelaksanaan yang akan dilakukan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

   A.    Pengumpulan Data
Tanggal           : 23 April 2016
Waktu             : 10.00 WIB
1.    Data Umum
a.         Biodata  Keluarga Tn.M

No
Nama
Jk
Umur
Islam
pendidikan
pekerjaan
Ket
1
tn. M
L
75
Islam
Sd
Tani
suami
2
Ny. I
P
50
islam
Sd
Irt
istri
3
Ny. N
P
30
Islam
S1
Guru sd
anak
4
tn. A
L
29
Islam
Smk
Karyawan
menantu
5
Nn. M
P
25
Islam
Smk
Guru tk
anak
6
Nn. S
p
20
Islam
Smk
Karyawan
anak
7
An. I
l
12
Islam
sd
Pelajar
anak

     
b.      Genogram Keluarga Tn.M
Keterangan :
Ayah
Ibu
Anak perempuan
Ibu hamil
Garis Perkawinan
Garis Keturunan
 












2.   Data Lingkungan
a.       Perumahan (lingkungan fisik)
1)      Pembuangan sampah yang ada namun tidak memenuhi syarat(kurang bersih)
2)      Di dalam rumah keluarga Tn. M memiliki tempat pembuangan tinja/WC dan kamar mandi, anggota keluarga mandi dan BAB di WC sendiri.
3)      Penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
4)      Terdapat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat.
5)      Terdapat jendela yang selalu dibuka.
6)      Terdapat cerobong asap yang memenuhi syarat.
7)      Terdapat ruang tidur yang memenuhi syarat,terang pada siang hari dan tidak lembab baik lantai maupun dindingnya.

b.      Kualitas lingkungan
1)      Tidak bebas dari tikus
2)      Tidak ada jentik
c.       Rumah layak sehat

3.      Data Perilaku
a. Tn. M
1)      Data subjektif
Bapak mengatakan tidak ada keluhan dalam satu bulan terakhir
2)    Data Objektif
-  Keadaan Umum   : baik,
 -  Kesadaran            : composmentis
-  Tanda-tanda Vital
TD    :120 / 80 mmHg                          Nadi           : 78 x/menit
Suhu  :  37 °C                                      Pernafasan  : 21 x/menit





b.  Ny. I
1)    Data Subjektif
   Ibu mengatakan tidak ada keluhan dalam satu bulan terakhir.

2)  Data Objektif
- Keadaan Umum   : baik,      
- Kesadaran            : composmentis
    - Tanda-tanda Vital
      TD     :110 / 80 mmHg                     Nadi          :76 x/menit
      Suhu  :  36,7 °C                                Pernapasan: 19 x/menit

c.    Ny. N
1)      Data subjektif
Ibu mengatakan bahwa ibu merasa cepat lelah
2)      Data Objektif
-          Keadaan Umum    : Baik
-          Kesadaran             : Compos mentis
-          Tanda Tanda Vital
                               Nadi                     : 78 x/menit                    RR   : 19 x/menit
                               TD                        : 110/90 mmHg              Suhu : 36,6°C
-          Antropometri
      BB sebelum hamil       : 45 kg
      BB sekarang                 : 51 kg
-          Pemeriksaan fisik
                               Mata   :  Konjungtiva pucat,sclera tidak ikterik
                               Muka  : Tidak ada oedem
                 Dada  : simetris,areola hiperpigmentasi, puting menonjol,
tidak ada benjolan

-          Abdomen            
Palpasi       :  Leopold I     ; teraba bulat melenting yaitu kepala                                                     janin TFU : 2 jari di atas pusat
                                                   Leopold II     ; ( kiri) teraba panjang keras seperti                                                                               papan (kanan) teraba kecil yaitu                                                                                 ekstremitas janin
                                                    Leoold III     ; teraba bulat tidak melenting yaitu                                                                              bokong janin
                                                   Leopold VI ; tidak dilakukan
-          Ekstremitas                       : Tidak ada 0edem
-          Djj : terdengar teratur

d.    Tn.A
1)      Data Subjektif
      Tn. A mengatakan tidak ada keluhan dalam satu bulan terakhir.
2)    Data Objektif
-  Keadaan Umum    : Baik
 -  Kesadaran            : Composmentis
  - TTV
        Nadi          : 82x/menit                     RR       :  21 x/menit
        TD             : 120/90 mmHg              Suhu    : 36,5°C

e.       Nn.M
1)      Data Subjektif
Nn. M mengatakan tidak ada keluhan dalam satu bulan terakhir.
2)   Data Objektif
 -  K.U           : Baik
                          - Kesadaran   : Composmentis

             - TTV
    Nadi                        : 75 x/menit                           RR         : 20 x/menit
                           TD                : 110/90 mmHg                    Suhu       : 36,5°C
           

f.       Nn.S
1)        Data Subjektif
          Nn. S mengatakan tidak ada keluhan dalam satu bulan terakhir.
2)      Data Objektif
- Keadaan Umum               : Baik
- Kesadaran             : Composmentis
- TTV
          Nadi  : 80 x/menit                             RR       : 21 x/menit
          TD     : 110/80 mmHg                       Suhu    : 36,5°C
             
g.      An.I
1)      Data Subjektif
        An. I mengatakan tidak ada keluhan dalam satu bulan terakhir.
2)   Data Objektif
- Keadaan Umum               : Baik
- Kesadaran             : Composmentis
- TTV
  Nadi          : 80 x/menit                               RR     : 19 x/menit
  Suhu          : 36,5°C                                  
             
B.   Pendokumentasian SOAP Hari Pertama
      Tanggal kunjungan : 24 April 2016
      S    : ibu mengatakan bahwa ibu merasa cepat lelah
  
      O   :  K.U                          : Baik
              Kesadaran                 : Composmentis
TTV
              Nadi                          : 76 x/menit                             RR       : 21 x/menit
              TD                             : 100/90 mmHg                        Suhu   : 36,5°C
              Mata                          : Konjungtiva pucat,sclera tidak ikterik
Dada                         : areola hiperpigmentasi, puting menonjol, tidak ada      benjolan
              Ekstremitas               : Tidak ada oedem
Lingkungan              : Ruang tamu sudah memenuhi syarat, lubang asap                                     dapur sudah memenuhi syarat, ruang tidur sudah                                    memenuhi syarat, jendela sudah memenuhi syarat,                                                        semua ruangan tidak berlantai kedap air belum                                                                                 memenuhi syarat.

Perilaku                   : Kakek merokok di dalam rumah, jendela sering
                                                dibuka, keluarga makan beraneka ragam makanan,                                                             keluarga mencuci tangan sebelum makan tetapi                                                            belum menggunakan sabun,  keluarga menggosok                                                    gigi 2 kali sehari, anggota keluarga tidak                                                                         mengkonsumsi miras, dan keluarga    memanfaatkan                                                 air bersih untuk masak, mandi, cuci.

    A     : G1P0A0 hamil 21 minggu dengan resiko tinggi
              Diagnosa potensial : ibu hamil dengan ispa dan diare
             Tindakan segera      : menganjurkan kakek untuk merokok diluar rumah                                                      dan menganjurkan keluarga untuk membuka jendela                                            di pagi hari.

    P      :
1.      Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami anemia dan              janin dalam keadaan baik. Ibu mengerti yang disampaikan dan ibu merasa sedih.
2.      Memberikan support mental agar ibu tidak khawatir.ibu terlihat sedikit tenang.
3.      memberitahu ibu bahwa cepat lelah yang ibu rasakan merupakan                      gejala dari anemia, dan menganjurkan ibu untuk beraktivitas semampunya,yakni menganjurkan ibu untuk beristirahat saat ibu merasa lelah. Ibu mengerti dan ibu akan beristirahat apabila ibu merasa lelah.
4.      Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi beragam jenis sayuran, seperti sayuran hijau yang mengandung zat besi contohnya bayam,kangkung,dan mengkonsumsi buah buahan yang mengandung vit c,seperti jeruk. Ibu sudah mengkonsumsi sayuran hijau dan lauk pauk, serta mengkonsumsi buah buahan sekurang kurangnya 2 hari sekali.
5.      Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi Fe yang telah diberikan Bidan sesuai anjuran dengan meminumnya dengan air putih atau air jeruk.
6.      Menganjurkan kakek untuk merokok diluar rumah. Kakek bersedia merokok diluar rumah.
7.      Menganjurkan keluarga untuk membuka jendela di pagi hari. Keluarga membuka jendela.
             

C. Perkembangan SOAP hari Kedua
Tanggal kunjungan 23 April 2016

S          : ibu mengatakan tidak ada keluhan.
O         :  K.U                          : Baik
              Kesadaran                 : Composmentis
TTV
              Nadi                          : 85 x/menit                             RR       : 20 x/menit
              TD                             : 110/80 mmHg                        Suhu   : 36,5°C
              Mata                          : Konjungtiva pucat,sclera tidak ikterik
Dada                          : areola hiperpigmentasi, puting menonjol, tidak ada   benjolan
              Ekstremitas               : Tidak ada kelainan

              Lingkungan              : lubang asap dapur sudah memenuhi syarat, ruang                                                      tidur sudah memenuhi syarat, jendela sudah                                                   memenuhi syarat, semua ruangan tidak berlantai                                                           kedap air belum memenuhi syarat.

Perilaku                     : Bapak merokok di luar rumah, jendela sering
dibuka, keluarga makan beraneka ragam makanan, keluarga mencuci tangan sebelum makan tetapi masih belum menggunakan sabun, keluarga menggosok gigi 2 kali sehari saat mandi , anggota keluarga tidak mengkonsumsi miras, dan keluarga memanfaatkan air bersih untuk masak, mandi, dan cuci.

A         : G1P0A0 hamil 21 minggu dengan resiko tinggi
              Diagnosa potensial : ibu hamil dengan ispa, dan diare
             Tindakan segera      : menganjurkan kakek untuk mengurangi jumlah                                                          rokok yang di
konsumsi, menganjurkan keluarga                                                      untuk mencuci tangan  menggunakan sabun                                                             sebelum makan dan setelah     BAB dan BAK,

P          :
1.      Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan buah buahan. Ibu sudah mengkonsumsi sayur bayam dan buah jeruk di siang hari.
2.      Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi obat penambah darah dimalam hari 1 x 1 diminum dengan tidak menggunakan teh,kopi dan susu. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
3.      Mengingatkan ibu kembali untuk beraktivitas semampunya, yaitu beristirahat saat ibu merasa lelah. Ibu beristirahat saat ibu merasa lelah.
4.      Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan,sesudah BAB dan BAK. Ibu dan keluarga telah mencuci tangan  menggunakan sabun.
5.      Menganjurkan kakek untuk mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi. Kakek akan mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsinya.

D.    Perkembangan SOAP hari Ketiga
Tanggal kunjungan 24 April 2016

S          : ibu mengatakan bahwa ibu merasa sehat.
O         :  K.U                          : Baik
              Kesadaran                 : Composmentis
              TTV
              Nadi                          : 83 x/menit                             RR       : 20 x/menit
              TD                             : 110/80 mmHg                        Suhu   : 36,5°C
              Mata                          : Konjungtiva pucat,sclera tidak ikterik
              Dada                         : areola hiperpigmentasi, puting menonjol, tidak ada                                                   benjolan
              Ekstremitas               : Tidak ada kelainan

            Lingkungan             : lubang asap dapur sudah memenuhi syarat, ruang                                                     tidur sudah memenuhi syarat, jendela sudah                                                                     memenuhi syarat, semua ruangan tidak berlantai                                                           kedap air belum memenuhi syarat.

Perilaku                    : Bapak merokok diluar dan bapak telah mengurangi rokok 1 batang pada malam hari, jendela sering dibuka, keluarga makan beraneka ragam makanan, keluarga mencuci tangan sebelum           makan dengan menggunakan sabun, keluarga menggosok gigi 2 kali  sehari saat mandi, anggota keluarga tidak mengkonsumsi miras, dan keluarga memanfaatkan air bersih untuk masak, mandi, dan cuci.
                  
A         : G1P0A0 hamil 21 minggu dengan resiko tinggi
             Diagnosa potensial : ibu hamil dengan ispa, dan diare.
             Tindakan segera      : menganjurkan kakek untuk mengurangi jumlah                                                          rokok yang dikonsumsi, mengingatkan keluarga                                                        untuk mencuci tangan sebelum makan,sesudah BAB                                                dan BAK.

P        :
1.      Mengingatkan ibu kembali untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan buah buahan. Ibu telah mengkonsumsi sayuran hijau yang mengandung zat besi (bayam) sebanyak satu mangkuk
2.      Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi obat penambah darah dimalam hari 1 x 1 diminum dengan tidak menggunakan teh,kopi dan susu. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
3.      Mengingatkan ibu kembali untuk beraktivitas semampunya, yaitu beristirahat saat ibu merasa lelah. Ibu beristirahat saat ibu merasa lelah.
4.      Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan,sesudah BAB dan BAK. Ibu dan keluarga telah mencuci tangan  menggunakan sabun.
5.      Menganjurkan kakek untuk mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi. Kakek akan mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsinya.
                6. Mengingatkan ibu untuk kontrol ulang kehamilannya kerumah sakit                        dengan konsultasi langsung ke dokter spesialis kandungan. ibu                      didampingi ibu kandungnya untuk kontrol kerumah sakit .


BAB IV
PEMBAHASAN

            Dalam bab ini penulis akan membahas hasil survey data di Dusun Kalisat Desa Paripurno Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang yang diambil pada tanggal 22 April 2016, didalam survey ditemukan 1 prioritas masalah yaitu Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi. Adapun asuhan kebidanan komunitas yang digunakan yaitu dengan pendekatan H.L.Blum yang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan yang mempengaruhi derajat kesehatan, asuhan dilaksanakan menggunakan menajemen kebidanan 7 langkah varney serta dengan pendokumentasian SOAP.
Dalam pembahasan, penulis membandingkan antara teori dengan kenyataan yang di temukan dimasyarakat yaitu melalui :

A.  Pengkajian
            Pengkajian data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik pada keluarga Tn. M. Dari data pengkajian yang penulis lakukan pada keluarga tersebut Ny. N memiliki masalah utama yaitu kehamilan dengan resiko tinggi. Hal ini disimpulkan berdasarkan hasil pemeriksaan HB terakhir 10,6 gr %.
Adapun lingkungan yang dapat memperparah keadaan ibu adalah:
1.      Pengetahuan keluarga tentang gizi yang baik
2.      Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap kesehatan lingkungan
Dan perilaku yang dapat memperburuk keadaan ibu diantaranya:
1. Pola aktivitas ibu yang terlalu berlebihan.

B. Interpretasi Data Dasar
            Menurut H.L.Blum analisa penyebab masalah dapat dilihat dari factor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Dari hasil pengkajian ini penulis menganalisa bahwa dalam keluarga Tn. M terdapat masalah utama  yaitu kehamilan beresiko tinggi pada Ny. N.

C. Masalah Potensial
            Bila tidak segera ditangani anemia dapat menyababkan komplikasi kehamilan seperti anemia berat,dan kebiasaan merokok di dalam rumah dapat menyebabkan ISPA pada ibu hamil.

D.Tindakan Segera
Sebagai Fasilitator, penulis memberikan motivasi, dukungan, informasi serta menganjurkan kepada keluarga Tn.M untuk menjaga kesehatan lingkungan diantaranya  tidak merokok didam rumah, serta menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur mayur yang beraneka ragam, mengkonsumsi Fe dan memeriksakan kandungannya secara rutin.
E.  Perencanaan Tindakan
            Perencanaan yang penulis lakukan untuk memecahkan masalah yaitu dengan melakukan pendekatan yang lebih menekankan pada promotif dan preventif dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan yang bertujuan untuk membantu meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam merubah prilaku hidup sehat masyarakat terutama keluarga Tn. M.
            Secara garis besar pelaksanaan intervensi yang kami lakukan adalah:
1. Memberikan informasi dan motifasi pada keluarga tentang kehamilan beresiko  tinggi terutama anemia pada kehamilan, yang termasuk didalamnya kebutuhan  penanganannya.
2.  Memotivasi keluarga untuk berprilaku hidup sehat dan lingkungan yang sehat agar tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut pada Ny. N.
3.  Membrikan konseling tentang menu seimbang
4. Mengingatkan keluarga untuk rutin memeriksakan kehamilan di pelayanan kesehatan.
5.  Memberikan konseling tentang bahaya kehamilan
6.  Memberikan konseling dan demonstrasi tentang PHBS
7.  Memberikan konseling tentang rumah sehat.

F. Pelaksanaan Tindakan
            Keseluruhan perencanan asuhan yang kami buat sudah di berikan kepada Tn.M. Penyampaian materi tentang resiko tinggi dan anemia pada kehamilan, ISPA, PHBS, dan gizi seimbang menggunakan poster, demonstrasi dan keonseling terkemuka sehingga keluarga Tn. M dapat mengerti isi penyuluhan yang di berikan.






G. Evaluasi
Evaluasi yang didapat dengan mengajukan pertanyaan lisan adalah:
1. Keluarga telah mengetahui dan mampu menjawab tentang semua pertanyaan yang diajukan.
2. Keluarga mau melaksanakan kegiatan tentang PHBS dilingkungan rumahnya
3. Keluarga sudah mengerti dan mau mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
4. Mual dan pusing  yang ibu rasakan sudah mulai berkurang.
5. Keluarga berjanji akan rutin memeriksakan kehamilannya di tenaga kesehatan






































BAB V
PENUTUP


A.  KESIMPULAN
       Setelah diberikan asuhan selama beberapa hari, mahasiswa mampu melakuan asuhan kebidanan mulai dari:
1. Mampu melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada Tn.M berupa data keluarga, faktor social, ekonomi, dan budaya serta faktor lingkungan
2. Hasil rumusan masalah yang kami dapatkan berupa kehamilan beresiko tinggi
3. Masalah potensial yang kami prediksikan adalah kehamilan dengan anemia ringan dan ISPA .
4.  Tindakan segera yang kami lakukan pada  keluarga Tn.M adalah penyuluhan tentang anemia pada kehamilan, memberitahukan kepada ibu untuk memeriksakan kembali kehamilannya ke rumah sakit karena keadaan ibu termasuk dalam kehamilan resiko tinggi.
5. Perencanaan tindakan dalam menghadapi masalah kesehatan keluarga Tn.M adalah dengan melakukan penyuluhan, konseling, dan demonstrasi tentang anemia pada kehamilan, PHBS, ISPA.
6. Dari rencana tindakan kami melakukan kegiatan penyuluhan dan demonstrasi.
7. Dari evaluasi yang telah kami dapatkan keluarga Tn.M sudah memahami dan mau melaksanakan informasi yang telah disampaikan seperti:
a.       Mau melaksanakan PHBS dirumah
b.      Mau mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang
c.       Mau memeriksakan kehamilannya secara rutin.
8. Dari metode 7 langkah Varney yang telah dilakukan, yang cukup sulit adalah pelaksanaan.








   B.     SARAN
1. Keluarga
                Sebaiknya keluarga melakukan tindak lanjut sesuai informasi yang telah
   disampaikan.
            2. Bidan Desa
                Bidan sudah memberikan pelayanan yang optimal, diharapkan
    pelayanan ini bisa berkelanjutan.
3.Warga dusun
   Diharapkan warga dusun lebih memperhatikan masalah kesehatan yang terdapat pada keluarganya dan warga sekitarnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar